Kali ini saya
ingin bercerita mengenai pengalaman hidup. Pengalaman dalam penentuan kehidupan
saya di masa mendatang.
Sekarang
disinilah saya berada, Makassar ibukota Sulawesi Selatan. Sekarang saya kuliah
semester 1 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Dan masih dalam
masa pengkaderan sebagai mahasiswa baru dengan nama angkatan Periodontal 2013 “semangat
teman teman!” :D
Waktu SD saat
guru mengajarkan mengenai cita-cita, guru akan menanyakan kepada siswanya “apakah
cita citamu?”. Jujur saja saya sangat bingung saat itu untuk menjawab apa cita
cita saya. Tapi saat giliranku tiba dengan spontan saya menjawab “dokter”. Jawaban
itu sepertinya mucul karena banyak anak kecil yang ingin menjadi dokter.
Tapi, setelah
beranjak ke SMP dan SMA, saya mulai menyadari cita-cita itu apa. Profesi apa
sebenarnya yang saya inginkan. Dan tentu
saja saya semakin yakin saya tidak memiliki cita-cita. Kalo ada orang bertanya
apa sih cita-citaku, saya akan menjawab “tidak tau, biarkan mengalir saja”. Dan
akhirnya semuanya mengalir begitu saja.
Saya adalah
salah satu pelayan Tuhan di GBI ROCK(Representative of Christ Kingdom) Palu
sebagai pemain keyboard. Di gereja kita di ajarkan untuk menentukaan cita cita
kita, agar kita berusaha untuk menggapainya. Karena tanpa tujuan dan cita-cita,
hidup kita tidak ada artinya. Sayangnya, saya teap tidak bisa menentukan cita cita
saya. Ada 2 alasan saya mengapa saya tidak ingin menentukan cita-cita saya. Yang
pertama saya belum tau dari antara profesi itu bagaimana kerjanya nati, apakah
susah, tidak sesuai kemampuan, dll. Yang kedua saya takut untuk mengambil
keputusan, karena kalau hal itu tidak tercapai, saya akan merasa malu. Dan hal
itulah yang menhambat saya untuk menentukan pilihan saya.
Tentunya masa
penentuan jurusan kuliah pun tiba. Dan tentu saja saya harus menentukan dari
sekian banyak jurusan, mana yang akan menjadi pilihan saya. Jurusan itu pun
yang akan menentukan profesi saya di masa mendatang. “Bingung” adalah kata yang
tersimpan di dalam otakku. Saat pemilihan jalur SNMPTN (jalur periksa nilai
raport) tiba, akhirnya pilihanku jatuh di STEI (Sekolah teknik elektro dan
informatika) di ITB. Saya memilih pilihan itu karena saya merasa mampu dalam
bidang itu dengan basic yang telah saya pelajari selama SMA, dalam ajang
Olimpiade Sains Nasional bidang Komputer. Saat itu saya bersama sama
teman-teman saya yakin kita pasti lulus dalam pilihan kita masing-masing.
Setelah
selesai ujian nasional, liburan tiba. Penentuan kelulusan pun belum diumumkan,
tapi saya yakin dan berharap 100% siswa SMAN Model Terpadu Madani lulus. Beberapa
minggu saya lewati hanya di rumah, saat teman teman saya ke luar kota untuk bimbingan
persiapan mengikuti ujian SBMPTN(tes tulis) saat SNMPTN tidak lulus. Dan
akhirnya orang tua saya dan saya mengambil keputusan untuk mengirimkan saya ke
Bandung mengikuti bimbel di Ganesha Opertaion Bandung.
Akhirnya saya
berangkat ke Bandung untuk mengikuti bimbingan belajar selama 1 bulan. Saya pun
bertemu dengan Pdm. Dr. Ir. Bob Foster, MM direktur utama ganesha operation.
Dia juga bergerja di GBI ROCK(Representative of Christ Kingdom) Bandung. Dan
saya pun mulai mengikuti bimbingan di GO. Dalam bimbingan, guru-guru
menginstruksikan siswa untuk memulai memilih jurusan yang di ambil. Dan saya
pun memilih jurusan jurusan yang berada di kota bandung atau Makassar.
Karena orang tua saya hanya membolehkan
saya kuliah di kedua tempat itu. Pastinya saya memilih jurusan yang berhubangan
dengan informatika. Bimbingan pun terus berjalan.
Saat
pengumuman SNMPTN tiba, semua siswa mulai melihat pengumuman di internet apakah
lulus atau tidak. Dan ketika saya membukanya, ada tulisan “Maaf anda tidak
lulus” dan akhirnya pilihan STEI ITB lewat begitu saja. Banyak teman saya yang
tidak lulus perguruan tinggi di Jawa. Rasa kecewa pastinya ada di dalam hati,
tapi akhirnya saya berusaha untuk lulus pada tes SBMPTN selanjutnya. Dari situ
saya sadar, dalam SNMPTN ini saya terlalu mengandalkan kemampuan saya sendiri.
Saya tidak mengandalkan Tuhan dalam hal ini. Saya merasa mampu, padahal
kemampuan saya tidak ada apa-apanya. Karena itu saya pun sadar kesalahan saya,
dan saya berdoa memohon maaf kepada Tuhan.
Tiap hari,
saya selalu mendoakan tes SBMPTN, tujuan hidup saya, dan pemilihan jurusan.
Saya menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan. Saya terus mengatakan bahwa saya
hanya ingin menjadi orang yang berguna. Saya ingin menjadi “garam dan terang
dunia”. Dan saat bimbingan, saya bertemu guruku dan disitu saya konsultasi
mengenai pemilihan jurusan saya. Dia pun menyarankan untuk mengambil bidang
kesehatan, yaitu dokter, kesehatan masyarakat, dll. Katanya, sambil bekerja
saya pun dapat melayani orang lain yang membutuhkan bantuan. Dan akhirnya saya
pun mengambil keputusan untuk memilih jurusan di bidang kedokteran. Saya berdoa
menyerahkan seluruh kehidupan saya ke tangan Tuhan, dan saya berdoa bahwa saya
ingin menjadi dokter dan melayani orang lain. Tapi semuanya saya serahkan
kepada Tuhan untuk memilih mana yang terbaik buat saya, dan apa tujuan hidup
yang telah Tuhan berikan untuk saya.
Saat ujian
SBMPTN tiba, saya merasa terganggu karena saya ingin ke toilet untuk buang air
kecil tapi tidak diperbolehkan keluar selama tes berlangsung. Dan banyak soal
yang saya jawab dengan pilihan sembarang menurut logika. Saya mengerjakan soal
denganh tidak fokus. Dan saat ujian selesai, saya langsung ke toilet. Dalam hatiku
saya mengatakan bahwa kalau memang Tuhan inginkan saya disitu, pasti saya
lulus. Kalau tidak, berarti Tuhan memiliki jalan lain untuk saya tempuh.
Saat
pengumuman SBMPTN tiba, saya sangat bersyukur karena saya bisa lulus di
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar. Saya tidak menyangka bahwa
saya bisa lulus, dengan keadaan seperti itu saat menjawab soal. Dan saya
percaya Tuhan punya rencana yang indah untuk saya di Fakultas kedokteran gigi
ini.
Sekarang saya
bersama teman-teman periodontal 2013 yang baik-baik imut-imut lucu-lucu dan
banyak karakter di dalamnya.
Sekian cerita saya kali ini, semoga bermanfaat
buat pembacanya J
well done ce2 ge
BalasHapuscayyo...
moga bisa melayani sesama
Tuhan Yesus berkati